Jenis-jenis Katak Paling Berwarna Beserta Fakta dan Gambarnya | Si Binatang
Home » Amfibi » Jenis-jenis Katak Paling Berwarna Beserta Fakta dan Gambarnya

Jenis-jenis Katak Paling Berwarna Beserta Fakta dan Gambarnya

Katak adalah amfibi yang menarik. Warna kulit mereka sering membantu untuk menyamarkan mereka. Namun beberapa katak memiliki tubuh dengan warna cerah yang menarik perhatian. Kami akan menjelaskan enam amfibi berwarna-warni tersebut dalam artikel ini.

Katak Berwarna

Katak panah beracun biru dan stroberi serta katak beracun emas semuanya beracun, sesuai namanya. Katak tomat juga menghasilkan racun. Katak pelangi Malagasi yang cantik tidak beracun dan katak kaca zamrud juga tidak. Kulit di permukaan bawah hewan yang terakhir disebut ini jernih atau transparan, yang memungkinkan orang bisa melihat organ internalnya.

Katak termasuk dalam kelas Amphibia dan ordo Anura. Katak panah beracun termasuk dalam famili Dendrobatidae dalam ordo Anura.

Fakta Tentang Katak Panah Beracun

Nama “katak panah beracun” mengacu pada sejarah penggunaan hewan ini. Para pemburu melapisi anak panahnya dengan sekresi kulit beracun katak dan kemudian menggunakan anak panah itu dalam sumpitan untuk membunuh mangsa. Praktek ini masih dilakukan di beberapa tempat, meskipun hanya dengan beberapa spesies dalam kelompok katak panah beracun. Beberapa peneliti percaya bahwa nama yang lebih cocok untuk kelompok itu adalah katak beracun.

Ukuran katak yang kecil mungkin mengejutkan beberapa orang. Hewan-hewan itu cantik dan berpotensi mematikan, tetapi kebanyakan spesies ukurannya tidak lebih dari 5 cm ketika mereka dewasa. Warna-warna cerah dari hewan dalam kelompok ini adalah contoh pewarnaan aposematik. Warna tersebut mengisyaratkan toksisitas amfibi itu pada calon predatornya.

Kulit katak panah mengeluarkan campuran alkaloid beracun. Mereka mendapat alkaloid dari makanannya. Identitas mangsa yang memasok bahan kimia dan proses yang terjadi dalam tubuh katak untuk membuat kulit mereka beracun belum sepenuhnya dipahami ilmuwan. Diperkirakan bahan kimia tersebut berasal dari semut, kumbang, atau kaki seribu beracun yang dimakan katak.

Ketika katak diberi makanan yang berbeda di penangkaran, sifat beracun mereka menghilang. Siapa pun yang ingin memelihara katak panah beracun di penangkaran harus menyelidiki pola makan yang cocok, dan jika hewan itu diperoleh dari alam liar, mereka harus mempelajari kapan waktu yang dibutuhkan kulit katak itu untuk menjadi aman disentuh. Satu kesalahan bisa berakibat fatal.

1. Katak Panah Beracun Biru

Katak Panah Beracun Biru

Nama ilmiah katak panah beracun biru saat ini adalah Dendrobates tinctorius var. azureus. Mereka pernah diklasifikasikan dalam spesiesnya sendiri sebagai Dendrobates azureus, tetapi sekarang diklasifikasikan sebagai varian dari D. tinctorius.

Katak ini hidup di Suriname selatan di petak-petak hutan hujan yang dikelilingi oleh sabana. Suriname adalah sebuah negara kecil yang terletak di pantai utara Amerika Selatan. Amfibi ini juga ditemukan di daerah yang sangat kecil di Brasil.

Katak panah beracun biru panjangnya sekitar 5 cm. Tubuhnya berwarna biru cerah dan dihiasi bintik-bintik biru tua atau hitam, yang terbesar ada di punggungnya. Mereka memiliki empat jari di setiap kaki. Setiap jari kaki memiliki ujung yang lebih lebar. Seperti katak panah beracun lainnya, matanya gelap.

Katak bersifat diurnal (aktif pada siang hari), sehingga warnanya dapat dilihat oleh calon predator maupun oleh manusia. Hewan itu menggunakan penglihatan untuk menemukan mangsa serangganya. Setelah menemukan makanan yang cocok, lidahnya akan menjulur dan menangkap mangsanya.

Katak ini sering terlihat mengetuk-ngetukkan jari di kaki belakang saat mereka memakan makanan hidup. Perilaku ini juga telah diamati pada spesies katak lainnya. Salah satu teori yang menjelaskan perilaku tersebut adalah bahwa mengetuk jari menciptakan getaran yang memicu mangsa untuk bergerak dan membuatnya lebih mudah ditemukan.

Varietas yang Terancam

Spesies Dendrobates tinctorius secara keseluruhan tidak berada dalam masalah. Namun para peneliti khawatir tentang status varietas azureus dari spesies tersebut. Wilayah sebarannya sangat terbatas, dan di beberapa tempat habitatnya terancam oleh deforestasi. Mereka juga ditangkap untuk perdagangan hewan peliharaan. Orang yang ingin memelihara katak ini di rumah mereka harus mendapatkannya dari peternak untuk membantu melindungi populasi liar.

2. Katak Panah Beracun Stroberi

Katak Panah Beracun Stroberi

Katak panah beracun stroberi saat ini memiliki nama ilmiah Oophaga pumilio. Mereka sebelumnya dikenal sebagai Dendrobates pumilio. Hewan ini bisa mencapai 2,5 cm panjangnyam tetapi seringkali lebih pendek. Warnanya biasanya merah cerah dengan bintik-bintik hitam mirip buah stroberi. Kakinya sebagian berwarna biru.

Beberapa anggota spesies berwarna oranye, biru, atau hijau, bukan merah. Penampilan yang berbeda dikenal sebagai morf warna. Ini mempersulit identifikasi bagi pengamat biasa. Morf warna adalah bentuk hewan yang memiliki warna atau pola berbeda di permukaannya, tetapi dalam hal lain sama dengan spesies atau varietas lainnya.

Oophaga pumilio tinggal di Amerika Tengah dekat pantai. Mereka sering ditemukan di hutan, tetapi juga dapat dilihat di perkebunan dan bahkan di halaman rumah. Katak ini memakan serangga, terutama semut.

Baca Juga:  Mengenal Axolotl Hitam dan Cara Merawatnya di Rumah

Reproduksi dalam Famili Dendrobatidae

Metode reproduksi katak panah beracun stroberi (dan anggota famili Dendrobatidae lainnya) memiliki beberapa aspek yang menarik. Seperti pada katak lainnya, pejantan memanggil untuk melindungi wilayah reproduksi mereka dan untuk menarik betina. Fertilisasi bersifat eksternal. Betina bertelur dan pejantan meletakkan sperma di atasnya. Setelah betina bertelur, pejantan mengencinginya agar tetap lembab.

Setelah telur menetas, betina membawa berudu atau kecebong ke ketiak daun yang berisi air, terutama bromeliad. Berudu melekat pada tubuh ibu mereka dengan lendir selama perjalanan. Satu berudu diletakkan di setiap ketiak daun. Betina meletakkan telur yang tidak dibuahi di kolam untuk dimakan berudu.

3. Katak Beracun Emas

Katak Beracun Emas

Amfibi Kecil yang Sangat Beracun

Nama ilmiah katak beracun emas adalah Phyllobates terribilis. Ini adalah hewan kecil yang menarik dan bisa mengerikan. Identitas katak paling beracun di dunia memang masih bisa diperdebatkan, namun yang satu ini sering diberi gelar sebagai yang paling beracun.

Seperti dua katak sebelumnya, mereka termasuk dalam famili Dendrobatidae. Salah satu nama alternatifnya adalah katak panah emas. Secara umum, dikatakan bahwa seekor katak beracun emas mengandung racun yang cukup untuk membunuh sepuluh orang dewasa. Saat ini, belum ada penawar untuk racun mereka.

Hewan ini sering berwarna kuning cerah, emas, atau oranye, tetapi ada morf warna hijau pucat. Spesies ini hidup di hutan hujan di pantai Kolombia. Mereka menghabiskan waktunya di lantai hutan dan jarang memanjat pohon. Mereka memakan serangga seperti kumbang, semut, rayap, jangkrik, ulat, dan lalat. Katak ini diperkirakan hidup selama enam sampai sepuluh tahun.

Batrachotoxin dalam genus Phyllobates

Katak dalam genus Phyllobates (seperti katak beracun kuning) mengeluarkan sekresi yang mengandung batrachotoxin. Sekresi ini dikeluarkan oleh bagian atas kepala dan bagian belakang hewan ketika merasa terancam.

Batrachotoxin mempengaruhi saluran natrium di membran sel saraf dan sel otot. Bahan kimia ini mencegah saluran dari penutupan. Akibatnya, sejumlah besar ion natrium memasuki sel, mengganggu fungsinya. Kehidupan kita dan kehidupan hewan lain bergantung pada saraf dan otot seperti jantung yang bekerja dengan baik. Racun mencegah mereka melakukan hal ini. Hewan yang terkena dengan cepat akan mati karena gagal jantung.

Toksin ini juga telah ditemukan di kulit dan bulu beberapa burung dan kumbang milik keluarga Melyridae. Para ilmuwan sedang mempelajari kimianya, tidak hanya untuk meningkatkan pengobatan bagi orang-orang yang terkena, tetapi juga untuk menemukan apakah bahan kimia itu atau turunannya dapat bermanfaat bagi kita. Beberapa turunan toksin memang memiliki manfaat bagi manusia bila digunakan dalam dosis kecil.

Para ilmuwan pernah dibuat bingung oleh fakta bahwa racun itu tidak mempengaruhi sel saraf dan otot katak itu sendiri. Para peneliti telah menemukan bahwa saluran natrium katak memiliki perubahan kecil dalam struktur mereka yang melindungi mereka dari efek racunnya sendiri. Kita sebaiknya tidak memegang katak panah beracun liar, bahkan jika kita sudah mengenakan sarung tangan pelindung.

Amfibi yang Terancam Punah

Sayangnya, katak beracun emas adalah hewan yang terancam punah. Amfibi ini mungkin umum secara lokal, tetapi wilayah jangkauannya sangat kecil sehingga telah diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah oleh IUCN (Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam).

Spesies ini berada dalam masalah besar karena pembukaan lahan untuk menanam tanaman ilegal, polusi yang tercipta saat tanaman disemprot, penebangan, dan penambangan. Spesies ini digunakan dalam perdagangan hewan peliharaan, tetapi diperkirakan hanya sedikit hewan liar yang ditangkap untuk tujuan ini.

4. Katak Pelangi Malagasi

Katak Pelangi Malagasi

Katak pelangi Malagasi (Scaphiophryne gottlebei) endemik Madagaskar. Mereka ditemukan di wilayah Isalo Massif di selatan Madagaskar. Isalo Massif adalah dataran tinggi batu pasir kuno. Daerah ini berisi ngarai serta dataran tinggi.

Katak ini hadir dalam morf warna yang berbeda. Mereka juga dikenal sebagai katak penggali berwarna dan katak bermulut sempit Gottlebe. Warna dan corak pada tubuhnya bervariasi. Betina bisa mencapai 4 cm panjangnya dan pejantan sedikit lebih kecil.

Hewan ini diklasifikasikan sebagai fossorial. Spesies fossorial adalah penggali yang baik dan menghabiskan sebagian besar waktunya di bawah tanah. Namun katak pelangi terkadang terlihat di atas tanah. Selain bersifat fossorial, mereka juga bersifat scansorial (pendaki). Mereka mendaki ngarai yang curam di habitatnya saat dibutuhkan.

Ngarai menjadi banjir selama musim hujan. Katak melarikan diri dari banjir di liangnya dengan bersembunyi di lubang yang ditemukannya saat memanjat dinding ngarai. Salah satu manfaat dari banjir adalah ketika air surut, kolam-kolam kecil muncul. Katak pun menggunakan kolam ini untuk kawin, produksi telur, dan pengembangan berudu. Berudu memakan detritus di kolam dan menyelesaikan perkembangannya dengan cepat.

Hewan yang Langka

Ilmuwan mengatakan bahwa beberapa ratus ekor katak pelangi Malagasi diekspor setiap tahun untuk perdagangan hewan peliharaan. Para peneliti telah memasang pemancar radio kecil ke katak liar untuk mempelajari gerakan mereka. Penelitian ini bisa menjadi sangat penting. Spesies ini diklasifikasikan sebagai terancam punah oleh IUCN.

Baca Juga:  Apakah Amfibi Memiliki Paru-paru? Bagaimana Mereka Bernafas?

Luas dan kualitas habitatnya di sekitar Isalo terus menurun, dan pengumpulan untuk perdagangan hewan peliharaan diduga tidak berkelanjutan.

— Daftar Merah IUCN (sehubungan dengan populasi katak pelangi Malagasi)

5. Katak Tomat

Katak Tomat

Katak tomat berasal dari Madagaskar dan termasuk dalam genus Dyscophus. Ada tiga spesies. Semuanya disebut sebagai katak tomat, tetapi Dyscophus antongilii adalah spesies dengan warna seperti tomat. Betina berwarna merah dan jantan berwarna oranye. Spesies lainnya berwarna coklat kuning atau coklat oranye.

Katak-katak ini berkisar dari 6 hingga 9 cm panjangnya. Katak tomat memiliki lipatan dorsolateral di setiap sisi tubuhnya. “Dorsolateral” berarti diposisikan antara punggung dan samping (tubuh). Pada beberapa hewan, garis gelap terlihat di bawah setiap lipatan.

Katak tomat menghabiskan sebagian besar waktunya di bawah tanah. Mereka hidup di berbagai habitat. IUCN menggambarkannya sebagai hewan yang “sangat mudah beradaptasi.” Mereka ditemukan di hutan hujan, semak belukar, dan bahkan daerah perkotaan. Populasi penting muncul di kota Maroantsetra, di mana hewan itu bersarang di kebun orang. Mereka memakan serangga dan cacing.

Katak tomat berkembang biak di kolam air yang ditemukannya. Di Maroantsetra, ini bisa berupa kolam atau parit. Telurnya berwarna hitam. Berudu muncul dari telur setelah 36 jam berlalu.

Perilaku Bertahan

Ketika D. antongilii merasa terancam oleh calon pemangsa, mereka membusungkan tubuhnya. Jika taktik ini tidak menghentikan pemangsa untuk menyerangnya, kulit amfibi ini akan mengeluarkan cairan yang kental dan lengket. Sekresi ini menghalangi mulut dan mata predator dan beracun.

Meski secara umum bahan tersebut diyakini tidak berbahaya bagi manusia, ini berpotensi menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. Hal ini penting untuk diingat karena katak tomat juga banyak dipelihara sebagai hewan peliharaan.

6. Katak Kaca Zamrud

Katak Kaca Zamrud

Katak kaca termasuk dalam famili Centrolenidae. Warna dan pola mereka mungkin tidak sedramatis beberapa katak, tetapi mereka memiliki ciri menarik yang tidak dimiliki amfibi lainnya. Kulit di permukaan bawah beberapa spesies dalam famili ini jernih atau transparan, memungkinkan organ dan struktur internalnya terlihat. Dada, perut, dan bagian bawah kaki semuanya bisa terlihat. Terkadang detak jantung dan pembuluh darah hewan ini juga terlihat. Katak kaca zamrud adalah salah satu spesies dengan kulit “tembus pandang.”

Kulit transparan adalah fitur yang menarik, tetapi para ilmuwan tidak memiliki penjelasan yang pasti untuk keberadaannya. Namun diyakini ini dapat membantu menyamarkan hewan dalam situasi tertentu. Meskipun katak kaca zamrud adalah hewan yang berwarna-warni jika dilihat pada foto di atas, di habitat aslinya mereka bisa menyamar.

Hewan Bertubuh Transparan

Katak kaca zamrud (Espadarana prosoblepon) berwarna hijau zamrud, sesuai namanya. Kulitnya berbintik-bintik hitam. Jari-jarinya lebih pucat dari tubuh. Mereka terkadang berwarna kuning yang indah. Mata katak ini besar dan menonjol keluar. Berbeda dengan katak jenis lain, mata katak kaca menghadap ke depan. Matanya terlihat jelas pada Espadarana prosoblepon karena irisnya berbintik-bintik kuning, bukan hitam. Hewan ini panjangnya kurang lebih 3 cm. Seperti anggota lain dari kelompoknya, sebagian besar aktif di malam hari.

Menurut situs AmphibiaWeb dari Universitas California, katak kaca zamrud ditemukan di Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Honduras, Nikaragua, dan Panama (atau setidaknya saat itulah database terakhir diperbarui). Mereka hidup di hutan. Sebagian besar makanannya terdiri atas serangga.

Ketika musim kawin tiba, pejantan membangun wilayah di pohon dan memanggil untuk menarik betina. Betina biasanya meletakkan telurnya di atas daun atau dahan yang mengambang di atas air. Pejantan kemudian membuahi telur. Saat telur menetas, kecebong jatuh ke air di bawah untuk menyelesaikan perkembangannya.

AmphibiaWeb memberikan beberapa informasi menarik tentang interior hewan. Usus hewan dan tulangnya dapat dilihat melalui permukaan perutnya yang tembus pandang, meskipun bagian atas tubuhnya tersembunyi oleh selaput. Tulangnya memiliki semburat hijau karena adanya pigmen yang disebut biliverdin. Ini membantu mereka untuk berbaur dengan dedaunan ketika hewan itu dilihat dari bawah.

Alam yang Menakjubkan

Mempelajari alam bisa menjadi pekerjaan yang menarik. Masih banyak katak menarik lainnya selain yang dibahas dalam artikel ini. Katak berwarna cerah sangat menarik, tetapi semua amfibi dapat berguna untuk dipelajari. Alam seringkali mendidik sekaligus mengasyikkan. Dengan mempelajari aspek kehidupan amfibi dan mempelajari bahan kimia yang mereka buat, kita dapat menemukan beberapa fakta berguna yang berkaitan dengan biologi dan masalah kesehatan manusia.

Tags:

Komentar