Peran Kelinci Liar dalam Menyelamatkan Ekosistem
Kelinci Eropa mungkin tidak terlalu menarik untuk dilihat. Mereka memiliki bulu coklat keabu-abuan yang tidak mencolok, telinga kecil, dan kaki yang relatif pendek. Namun hewan sederhana ini adalah spesies kunci yang memainkan peran penting dalam menjaga banyak ekosistem di Inggris, menurut penelitian baru.
Dilansir dari Treehugger, kelinci Eropa (Oryctolagus cuniculus) hidup di habitat rumput dan padang rumput. Mereka adalah pemakan yang agak pemilih. Ketika mereka merumput, mereka menggaruk dan menggali tanah serta material kayu-kayuan saat mereka mencari makanan yang diinginkan. Gerakan-gerakan ini dan bagaimana mereka ‘mengganggu’ tanah ternyata membantu ekosistem.
“Aktivitas merumput dan penggalian mereka menciptakan area tanah gundul / padang rumput pendek yang dibutuhkan tanaman dan invertebrata langka,” kata ahli kelinci Diana Bell dari Fakultas Biologi Universitas East Anglia pada Treehugger.
Hewan perumput lain, seperti sapi, menciptakan efek yang lebih homogen pada area yang mereka sentuh, yang kurang bermanfaat bagi tanah.
Dikombinasikan dengan semua penggalian, pengikisan, dan pembuatan liang mereka, kelinci juga menyumbangkan nutrisi ke tanah ketika mereka buang air kecil dan air besar. Para peneliti telah menemukan bahwa aktivitas ini bermanfaat bagi habitat padang rumput dataran rendah, padang rumput, dan bukit pasir yang membantu menjaga kondisi yang menguntungkan bagi banyak spesies lumut, lumut kerak, tanaman, serangga, dan burung.
Tanpa bantuan kelinci, banyak dari spesies ini harus meninggalkan daerah itu atau bahkan mungkin mati, kata para peneliti.
Melawan Krisis Kelinci
Tapi kelinci Eropa menghadapi krisis. Karena ancaman seperti penyakit, hilangnya habitat, predator, dan perburuan, hewan ini diklasifikasikan sebagai terancam punah oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN) di wilayah asalnya, Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal).
Salah satu penyakit yang disebut myxomatosis adalah virus yang disebarkan serangga dari Amerika Selatan yang sengaja diperkenalkan oleh seorang petani di Prancis pada pertengahan 1950-an untuk mengendalikan populasi kelinci. Sekitar 90% kelinci Eropa mati selama wabah awal dan penyakit ini terus mempengaruhi populasi kelinci di Semenanjung Iberia.
Untuk membantu pemulihan kelinci, Bell dan rekan-rekannya memberi saran dalam proyek pemulihan habitat Shifting Sands mereka, yang mencakup perangkat bagi pemilik tanah untuk menyelamatkan kelinci dan membantu ekosistem.
Shifting Sands adalah salah satu dari 19 proyek di seluruh Inggris yang diharapkan dapat menyelamatkan 20 spesies dari kepunahan sambil memberi manfaat bagi lebih dari 200 lainnya.
Proyek Shifting Sands di Breckland -sebuah distrik pedesaan besar di Norfolk dan Suffolk- menyelamatkan beberapa satwa liar paling langka di kawasan itu, kata Bell.
“Setelah beberapa tahun kerja keras oleh proyek multi-mitra ini, nasib spesies yang diklasifikasikan sebagai menurun, langka, hampir terancam, atau hampir punah sekarang meningkat di Brecks,” kata Bell. “Proyek ini telah membuat spesies pulih dalam rekor jumlah -termasuk kumbang dan tanaman yang terancam punah, salah satunya tidak ditemukan di tempat lain di dunia.”
Membantu Pemulihan Kelinci
Sekarang para peneliti tahu betapa pentingnya kelinci untuk seluruh ekosistem, mereka mendorong pemilik tanah untuk membantu melindungi mereka.
Salah satu hal paling sederhana yang dapat dilakukan orang adalah membuat tumpukan dahan dan ranting serta membuat gundukan tanah sehingga kelinci dapat menggali ke dalamnya dan mencari perlindungan, kata Bell. Selama tiga tahun terakhir, para peneliti telah memantau intervensi seperti ini dan menemukan bahwa cara ini berhasil.
“Pekerjaan kami menghasilkan bukti aktivitas kelinci dalam jumlah yang jauh lebih tinggi. 91% tumpukan dahan kayu menunjukkan goresan kaki dan 41% berisi liang,” kata Bell. “Bahkan ketika liang tidak terbentuk, tumpukan dahan kayu membantu memperluas jangkauan aktivitas kelinci.”
Meskipun peneliti membatasi pekerjaan mereka pada kelinci Eropa, Bell mengatakan taktik yang sama dapat digunakan untuk kelinci liar di bagian lain dunia.
“Cara ini akan bekerja dengan baik untuk spesies kelinci penggali dan mungkin patut dicoba bagi mereka yang habitat spesialisnya telah terdegradasi dengan memberikan peningkatan perlindungan dari pemangsa,” katanya.
Konservasionis telah menggunakan taktik lain untuk membantu melindungi penurunan populasi kelinci seperti menciptakan koridor satwa liar, yang merupakan petak besar habitat hewan yang tak rusak yang berfungsi seperti jalan raya hewan.
“Yang terakhir ini penting karena spesiesnya tidak bergerak terlalu jauh,” kata Bell. “Upaya untuk memperkenalkan kembali / memindahkan mereka di semenanjung Iberia sebagian besar tidak berhasil, tetapi kami berhasil melakukan ini di Inggris.”
Breckland, fokus dari proyek ini, mencakup lebih dari 958 km persegi hutan dan padang rumput yang merupakan rumah bagi hampir 13.000 spesies, kata Pip Mountjoy, manajer proyek Shifting Sands di Natural England.
“Satwa liar itu terancam. Menebang pohon dan mendorong spesies yang sering dianggap sebagai hama mungkin tampak sebagai solusi yang aneh. Namun dalam hal ini, ‘gangguan’ yang dikelola dengan hati-hati adalah apa yang dibutuhkan lanskap ini dan keanekaragaman hayatinya,” kata Mountjoy.
“Intervensi proyek ini telah memberikan garis kehidupan bagi lanskap unik ini, dan menunjukkan bagaimana keanekaragaman hayati dapat didorong dengan ‘mengganggu’ tempat-tempat itu, bukan hanya dengan membiarkannya begitu saja.”