Apakah Tikus Punya Perasaan? Mitos dan Hoax Seputar Tikus
Ada banyak ketakutan dan kebencian yang diarahkan pada tikus, dan permusuhan itu telah ada selama berabad-abad. Apalagi tikus dituding sebagai biang kerok yang menyebarkan salah satu wabah terparah dalam sejarah manusia, yang menewaskan sedikitnya 25 juta orang di abad ke-14.
Tetapi banyak orang menjadikan tikus sebagai hewan peliharaan dan menyatakan bahwa mereka adalah teman yang sangat baik. Jadi apakah tikus itu teman atau musuh, dan lebih dari itu, apakah tikus benar-benar punya perasaan? Sains mengatakan ya! Tikus cukup mampu mengekspresikan berbagai emosi negatif dan positif.
Di sini, kita akan membahas jenis emosi yang dialami tikus dan apa yang dikatakan sains tentangnya. Kami berharap ini juga akan membantu menjernihkan kesalahpahaman umum tentang tikus!
Apakah Tikus Seburuk yang Kita Pikirkan?
Selama berabad-abad, tikus memiliki reputasi buruk sebagai hama pembawa penyakit. Mari kita uraikan ini dengan terlebih dahulu melihat beberapa kesalahan yang dipercaya banyak orang tentang tikus.
Black Death
Sudah lama digaungkan bahwa tikus menyebabkan dan menyebarkan penyakit pes (bubonic plague) di Eropa dan Asia selama Abad Pertengahan. Kemudian kutu pada tikus yang dianggap penyebabnya. Hal ini tetap menegaskan bahwa tikus adalah penyebabnya, meskipun secara tidak langsung.
Namun sebuah penelitian pada tahun 2018 menemukan beberapa penyebab penyebaran penyakit pes, termasuk pinjal dan kutu. Namun mereka diyakini hanya ditemukan pada manusia saja.
Orang-orang selama Abad Pertengahan tidak mandi sesering kita saat ini, jadi pinjal dan kutu tubuh sangat lazim. Ini lebih masuk akal daripada tikus yang menyebarkan penyakit, terutama karena seberapa cepat wabah itu menyebar.
Kebersihan
Mitos umum lainnya tentang tikus adalah betapa kotornya mereka. Yang ini kemungkinan besar berasal dari tikus coklat, yang merupakan tikus paling umum yang ditemukan di seluruh dunia; mereka juga dikenal sebagai tikus selokan.
Karena wabah dan melihat tikus berkeliaran di tempat sampah dan selokan, banyak orang mengira mereka adalah hewan yang kotor. Tetapi mungkin mengejutkan jika Anda mengetahui bahwa tikus adalah pesolek yang cukup teliti dan sering membersihkan diri sepanjang hari.
Tikus jarang perlu mandi dan bahkan cenderung segera membersihkan diri setelah diangkat dan dipegang manusia. Tikus sebersih anjing dan kucing atau bahkan lebih bersih!
Baca Juga: Berapa Lama Tikus Bisa Hidup Tanpa Makanan dan Air?
Penggigit
Ini juga mitos umum bahwa semua tikus agresif dan tidak ragu untuk menggigit. Tikus liar lebih cenderung menggigit, tetapi seperti kebanyakan hewan liar, tikus liar umumnya akan berusaha menghindari kontak dengan manusia. Jika mereka terpojok, saat itulah mereka akan menggigit dan terlihat lebih agresif.
Tetapi tikus rumahan umumnya adalah hewan peliharaan yang manis dan penuh kasih sayang yang suka menghabiskan waktu bersama pemiliknya. Faktanya, hewan peliharaan kecil umum lainnya, hamster, lebih cenderung menggigit daripada tikus peliharaan.
Jika tikus peliharaan menggigit, kemungkinan besar itu karena ketakutan, penyakit, hormon, atau karena mencium bau makanan di jari Anda, yang dapat terjadi pada banyak spesies hewan peliharaan lainnya.
Emosi yang Diekspresikan Tikus
Tikus mampu mengekspresikan beberapa emosi, beberapa di antaranya mungkin mengejutkan Anda!
Kebahagiaan
Ilmuwan di Swiss menemukan bahwa ketika tikus bahagia dan merasakan emosi positif, telinga mereka merona dengan warna merah muda cerah atau merah muda tua. Telinga mereka juga bergerak ke posisi yang lebih “santai.”
Para ilmuwan menggunakan gelitikan untuk mengukur emosi positif, yang dalam penelitian sebelumnya terbukti menjadi sesuatu yang dinikmati tikus. Tikus adalah hewan individu dan tidak semua senang digelitik.
Studi ini hanya digunakan pada tikus yang menunjukkan bahwa mereka menikmatinya dengan selalu kembali ke tangan untuk minta digelitik. Para ilmuwan memotret seekor tikus, menggelitiknya, lalu segera mengambil gambar lainnya. Telinga merah muda dan santai dicatat sebagai tanda kebahagiaan.
Salah satu alasan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup banyak tikus yang digunakan dalam percobaan.
Penyesalan
Sebuah studi tahun 2014 menggambarkan eksperimen yang menunjukkan bahwa tikus mampu menyesali tindakannya.
Para peneliti menyiapkan tes yang mirip dengan saat kita harus mengantri di restoran. Satu “restoran” memiliki makanan enak tetapi waktu tunggu yang lama, dan “restoran” lainnya memiliki waktu tunggu yang singkat tetapi makanan yang tidak begitu enak.
Dalam skenario ini, ketika tikus dipaksa merelakan makanan yang enak dan pindah ke “restoran” dengan makanan yang tidak terlalu enak, mereka sering melihat kembali ke “restoran” sebelumnya. Ketika percobaan diulangi, mereka akan menunggu makanan yang enak dengan waktu tunggu yang lama.
Ini berarti tikus mengubah perilaku dan pengambilan keputusan mereka, menunjukkan suatu bentuk penyesalan. Saat manusia mengalami penyesalan, bagian orbitofrontal cortex di otak menjadi aktif. Tikus memiliki korteks orbitofrontal aktif selama percobaan, yang membantu peneliti menentukan bahwa tikus tersebut bisa mengalami penyesalan.
Empati
Studi lain menemukan bahwa tikus memilih untuk membantu temannya daripada makan sesuatu yang manis. Tikus-tikus itu memiliki pilihan untuk memakan cokelat atau membebaskan teman sekandang yang telah terkekang. Ini terjadi bahkan ketika kedua tikus tidak memiliki kontak sosial yang sebenarnya satu sama lain.
Setelah dibebaskan, kedua tikus tersebut akan memakan coklat tersebut bersama-sama. Untuk menonjolkan kecerdasan tikus, mereka tidak pernah diajari cara membuka pintu kandang yang sulit dibuka. Tetapi tikus-tikus itu akan terus berusaha sampai mereka bisa membuka pintu dan membebaskan tikus lainnya.
Seperti studi kebahagiaan, yang satu ini menyoroti bahwa tikus mengalami empati dan juga harus diperlakukan dengan empati sebagai balasannya.
Tikus Adalah Makhluk Menakjubkan
Tikus mengalami emosi yang dirasakan semua makhluk hidup, seperti ketakutan, kemarahan, dan kecemasan. Tetapi penelitian lebih lanjut telah menunjukkan betapa luar biasanya tikus. Mereka dikenal suka berdagang dan membuat kesepakatan dengan tikus lain. Misalnya, mereka akan menukar makanan dengan perawatan tubuh dan sebaliknya.
Tikus mengerti ketika mereka melupakan sesuatu, dan tampaknya, mereka memimpikan masa depan yang lebih baik, sama seperti kita. Empati mereka juga diterjemahkan menjadi kemampuan membaca rasa sakit di wajah tikus lain, dan mereka akan berusaha membantu ketika mereka bisa.
Kesimpulan
Jika Anda berada di pasar hewan untuk mencari jenis hewan peliharaan yang berbeda, tikus adalah teman yang sangat luar biasa. Mereka cerdas dan penyayang, bahkan lebih dari kebanyakan hewan pengerat lainnya.
Telah dibuktikan oleh sains bahwa sebagian besar hewan memiliki perasaan, termasuk tikus yang telah lama salah kita nilai.