Mekanisme Pertahanan Alami Laba-laba
Arachnophobia (ketakutan akan laba-laba) adalah fobia umum, meskipun di antara sekitar 40.000 spesies laba-laba di dunia hanya segelintir yang bisa menimbulkan bahaya nyata bagi manusia. Insektisida jauh lebih kuat dari racun laba-laba yang paling ampuh sekalipun. Laba-laba memiliki berbagai cara untuk mempertahankan diri terhadap sebagian besar predator kecuali manusia.
Berikut adalah beberapa cara laba-laba mempertahankan hidupnya di alam liar.
Lari dan sembunyi
Sebagian besar hewan, termasuk manusia, memiliki naluri “melawan atau lari,” tetapi beberapa akan memilih bertarung jika ada kesempatan. Tidak terkecuali laba-laba. Mereka akan cepat lari dan bersembunyi jika diancam oleh predator seperti burung, reptil, amfibi, atau bahkan laba-laba lainnya.
Beberapa serangga juga memakan laba-laba. Tawon, misalnya, memiliki tahta kekuasaan yang lebih tinggi daripada beberapa laba-laba. Manusia sejauh ini adalah musuh terbesar yang dimiliki laba-laba, yang ironis karena laba-laba sebenarnya sangat bermanfaat bagi manusia. Laba-laba memangsa banyak serangga perusak yang merusak tanaman, sumber daya yang cukup penting bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Bisa
Hampir semua laba-laba kecuali beberapa spesies (yang termasuk dalam famili uloboridae, holarchaeidae dan mesothelae) berbisa. Taring mereka dirancang sedemikian rupa untuk menyuntikkan racun ketika mereka menggigit. Perbedaan antara bisa dan racun adalah bahwa bisa disuntikkan, seperti gigitan, sementara racun dicerna, seperti ketika seekor anjing menjilati kodok beracun.
Kebanyakan laba-laba tidak memiliki taring yang cukup besar atau bisa yang cukup untuk melukai manusia, tetapi pasti dapat menyebabkan banyak rasa sakit dan bahkan kematian pada makhluk yang jauh lebih kecil, seperti burung atau kadal.
Beberapa spesies laba-laba yang lebih besar memiliki taring yang cukup besar untuk menyebabkan gigitan yang sangat menyakitkan, tetapi tidak berbisa, bahkan pada manusia. Beberapa bisa laba-laba akan menyebabkan reaksi alergi. Bisa lain menyerang sistem saraf korban. Yang lain lagi memiliki bisa yang menyebabkan kulit korban menjadi nekrotik.
Baca Juga: Apa Jenis Laba-laba Paling Berbisa dan Mematikan di Dunia?
Kamuflase
Banyak laba-laba berwarna sedemikian rupa untuk berbaur dengan lingkungannya. Laba-laba berwarna hitam, abu-abu, atau coklat dapat dengan mudah berbaur dengan pepohonan, tanah, dan bebatuan.
Karena banyak pemangsa laba-laba hanya menyerang ketika mereka melihat sesuatu bergerak, laba-laba akan tetap diam dan membaur dengan sekitar sampai pemangsa itu pergi. Jika terlihat, laba-laba juga bisa menjatuhkan seutas sutra dan “jatuh” dari ketinggian jauh lebih cepat daripada yang bisa dilakukan beberapa pemangsa.
Laba-laba juga merupakan predator yang dorongan memangsanya dipicu oleh gerakan. Ketika lalat atau serangga lain terperangkap dalam jaring laba-laba, gerakan itulah yang menarik perhatian laba-laba.
Pertahanan Cerdas
Beberapa laba-laba membela diri dengan cara yang aneh. Tarantula tertentu memiliki bulu-bulu gatal di perutnya. Rambut-rambut ini memiliki duri yang menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Laba-laba ini benar-benar dapat menembakkan rambut dengan menggosokkan kaki mereka ke perut mereka. Ketika mereka membidik mata korban, mereka berpotensi membutakan korban cukup lama untuk melarikan diri.
Laba-laba golden wheel, yang ditemukan di gurun Namibia di Afrika Selatan, dapat berdiri di atas kakinya, berbelok ke samping, dan jungkir balik menjauh dari pemangsa. Laba-laba orb membuat kembaran dirinya dari serangga mati dan sutra untuk mempertahankan diri dari pemangsa saat berada di jaringnya. Laba-laba lynx hijau dapat meludahkan bisa hingga 30 cm jauhnya, jadi Anda bahkan dapat menjadi korbannya tanpa menyentuh bisa itu sekalipun.