Ular Derik vs. King Cobra, Mana yang Lebih Berbisa?
Ada banyak ular berbisa di dunia, tetapi hanya sedikit yang lebih mematikan daripada rattlesnake alias ular derik dan king cobra (kobra raja). Tapi di antara keduanya, manakah yang lebih berbisa?
Ular berbisa didefinisikan sebagai ular yang mengandung bisa atau racun. Racun itu hampir selalu digunakan untuk melumpuhkan dan membunuh mangsanya, tetapi ini bisa juga digunakan untuk pertahanan diri.
Sayangnya, interaksi manusia-ular sering mengakibatkan gigitan berbisa. Gigitan ular yang tidak diobati dapat dengan cepat menyebabkan komplikasi serius, kehilangan anggota tubuh, atau bahkan kematian bagi manusia.
Di artikel ini, kita akan membandingkan racun ular derik punggung berlian timur (salah satu ular derik paling mematikan di dunia) dengan racun king cobra. Kami akan membahas seberapa kuat racun setiap ular dan berapa banyak orang yang digigit (dan dibunuh) setiap tahun oleh spesies mematikan ini.
Terakhir, kami akan menjawab pertanyaan menarik: mana yang lebih berbisa, ular derik atau king cobra?
Ular Derik (Crotalus adamanteus)
Ular derik punggung berlian timur adalah yang terbesar dari semua ular derik. Mereka bisa tumbuh hingga lebih dari 1,8 meter panjangnya dan beratnya lebih dari 4,5 kg. Punggung berlian timur hanya hidup di Amerika Serikat bagian tenggara, tempat mereka berburu terutama hewan pengerat. Mereka dikenal karena keengganan mereka untuk mundur serta siap menggigit dan meracuni manusia yang datang terlalu dekat.
Bisa Ular Derik
Ular derik punggung berlian timur adalah ular beludak. Mereka memiliki racun hemotoksik yang bekerja pada sistem saraf dan peredaran darah. Pada hewan pengerat, racun ini menyebabkan kegagalan organ dan kematian dengan cepat. Mari kita lihat statistik seputar racun ular derik untuk menentukan mana yang lebih berbisa, ular derik atau king cobra.
Kematian Tahunan Akibat Gigitan Ular Derik
Bersama-sama, ular derik punggung berlian timur dan ular derik punggung berlian barat menyebabkan 95% dari semua kematian akibat gigitan ular di Amerika Serikat. Rata-rata, sekitar lima orang per tahun meninggal akibat gigitan ular di Amerika Serikat.
Hampir 2.000 orang menderita gigitan ular berbisa setiap tahun, tetapi berkat ketersediaan antivenom yang luas, sangat sedikit korban yang meninggal.
Dosis Bisa
Saat ular derik menggigit, mereka tidak selalu menyuntikkan racun. Gigitan tanpa racun dikenal sebagai gigitan ‘kering’; gigitan kering terjadi 20-25% dari seluruh serangan. Rata-rata, punggung berlian timur menyuntikkan 400-450 mg racun per gigitan, meski hanya membutuhkan sekitar 150 mg untuk membunuh manusia.
Efek Bisa Ular Derik
Secara lokal, gigitan ular derik menyebabkan dua luka tusukan yang membengkak dengan cepat. Daging di sekitar luka mengalami nekrotikan (mati) akibat enzim pra-pencernaan dari racun tersebut.
Di seluruh tubuh, racun ular derik dapat menyebabkan kegagalan organ, infeksi sistemik, hipotensi, dan kematian. Meski demikian, hanya sedikit orang yang meninggal karena gigitan ular derik atau mengalami komplikasi parah.
Risiko komplikasi dan kematian berbanding lurus dengan jumlah racun yang disuntikkan, tempat penyuntikan, dan waktu antara penyuntikan dan pengobatan dengan antivenom.
King Cobra (Ophiophagus hannah)
Ular berbisa terpanjang di bumi adalah king cobra alias kobra raja. Mereka terkenal dengan taringnya yang panjang (meski tidak sepanjang ular derik) dan tudungnya yang lebar. Tudungnya sebenarnya terbuat dari tulang rusuk yang diratakan, yang ditunjukkan ular kobra saat terancam.
King cobra hidup di Asia Selatan dan Asia Tenggara dan dapat tumbuh hingga hampir 6 meter panjangnya. Tubuh mereka berwarna coklat tua sampai hitam, dengan garis-garis putih dan perut pucat. Bayi king cobra memiliki garis-garis kuning yang berbeda di sepanjang tubuhnya.
Bisa King Cobra
Saat menentukan mana yang lebih berbisa antara ular derik atau king cobra, penting untuk mengetahui perbedaan antara bisa mereka. King cobra memiliki racun neurotoksik yang juga mengandung sitotoksin.
Seperti ular derik, king cobra menyimpan racunnya di kelenjar racun di dekat mata. Jadi, bahkan kepala king cobra yang terpenggal masih bisa menggigit dan meracuni. Banyak dari mereka yang digigit adalah orang yang mencoba menggunakan ular ini untuk pertunjukan ular.
Kematian Tahunan Akibat Gigitan King Cobra
Gigitan king cobra sangat jarang, dan hampir selalu terjadi ketika orang berusaha menangani ular yang mengesankan ini. Sebagian besar gigitan terjadi di negara asal king cobra di Malaysia, Cina, dan India.
Tidak ada data pasti berapa banyak orang yang digigit ular kobra setiap tahun. Namun karena sifat pemalu dan samar dari ular besar ini, kontak dengan manusia jarang terjadi, begitu pula gigitannya.
Dosis Bisa
King cobra menghasilkan 400-600 mg racun per gigitan, yang cukup untuk membunuh manusia beberapa kali lipat. Namun tidak semua gigitan menghasilkan racun, yang berarti bahwa beberapa gigitan sebenarnya tidak menyuntikkan racun. King cobra dapat menggigit berkali-kali secara berurutan, menyuntikkan lebih banyak racun pada setiap serangan.
Efek Bisa King Cobra
Seperti bisa ular derik, bisa king cobra menyebabkan nekrosis lokal dan kerusakan jaringan. Seringkali, ekstremitas yang terkena harus diamputasi. Di seluruh tubuh, satu gigitan ular kobra yang mengandung racun dapat menyebabkan kematian pada manusia hanya dalam waktu 30 menit.
Ini karena racun king cobra mempengaruhi sistem saraf dan kardiovaskular. Gigitan berbisa dapat menyebabkan syok, kelumpuhan, kegagalan organ, dan kematian.
Ular Derik vs. King Cobra: Mana yang Lebih Mematikan?
Jadi, mana yang lebih berbisa, ular derik atau king cobra?
Mari kita mulai dengan mengatakan bahwa gigitan ular mana pun adalah masalah besar; keduanya memerlukan pemeriksaan ke rumah sakit segera dan pemberian dosis antivenom. Kedua ular ini terkadang menggigit kering, artinya tidak menyuntikkan racun. Namun kedua ular tersebut juga mampu menggigit dan meracuni korban berkali-kali. Tapi hanya satu yang memiliki racun paling mematikan.
King cobra lebih berbisa daripada ular derik. Racun mereka lebih kuat dan hadir dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun gigitan king cobra jarang terjadi, jauh lebih jarang daripada gigitan ular derik. Jadi kesimpulannya, king cobra lebih berbisa daripada ular derik, tetapi ular derik lebih merupakan ancaman bagi manusia.