16 Hewan Predator Puncak Paling Ganas di Dunia
Predator puncak (apex predator) adalah hewan yang berada di bagian atas, atau puncak, dari jaring makanannya yang tidak memiliki predator alami. Predator elit ini sering memiliki wilayah jelajah yang luas dan kepadatan populasi yang kecil, yang berarti campur tangan manusia dan perambahan habitat dapat menimbulkan ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka.
Tetapi predator puncak memiliki peran ekologis yang penting, membantu mengatur populasi mangsa dan mengubah perilaku mangsa dengan cara yang menguntungkan spesies lain. Di bawah ini adalah daftar 16 predator puncak paling ganas di dunia. Mari kita simak bersama.
1. Orca
Orca, atau paus pembunuh (Orcinus orca), adalah kombinasi aneh dari predator yang menakutkan dan mamalia laut yang karismatik. Anggota keluarga lumba-lumba besar hitam-putih ini hidup di semua lautan dunia. Sangat sosial, orca bepergian dalam kawanan dan memiliki bentuk komunikasi yang kompleks.
Orca dewasa memiliki berat hingga enam ton dan dapat mengonsumsi 45 kg makanan setiap hari, meliputi anjing laut, singa laut, paus dan lumba-lumba yang lebih kecil, ikan, hiu, cumi-cumi, penyu, burung laut, dan berang-berang laut.
Orca adalah pemburu yang terkoordinasi, bekerja dalam kelompok untuk mengejar dan menguras stamina mangsanya. Mereka sering mengincar anak paus, memisahkan mereka dari induknya dan menenggelamkannya.
2. Hiu Putih Besar
Berkat film Jaws, hiu putih besar (Carcharodon carcharias) memiliki reputasi sebagai predator yang kejam tetapi tidak cerdas dan berbahaya bagi manusia. Kenyataannya, serangan terhadap manusia jarang terjadi, dan para ilmuwan sekarang memahami hiu putih besar sebagai makhluk sosial yang cerdas, penuh rasa ingin tahu, dan takut pada orca.
Hiu putih besar memiliki wilayah jelajah luas melintasi lautan beriklim dingin dan subtropis. Mereka berburu mamalia laut dan juga memakan penyu dan burung laut. Strategi berburunya yang umum adalah berada tepat di bawah mangsanya dan berenang untuk menyerang dari bawah. Menghadapi tekanan dari manusia, populasi hiu putih besar telah anjlok pada pertengahan abad ke-20.
3. Harimau
Harimau (Panthera tigris) biasanya berburu sendirian di malam hari, mengandalkan penglihatan dan suara alih-alih penciuman untuk mencari mangsa. Makanan mereka meliputi rusa, kerbau, kambing, macan tutul, babi hutan, gajah, buaya, dan burung. Harimau membunuh mangsa yang lebih kecil dengan menggigit bagian belakang lehernya untuk mematahkan sumsum tulang belakangnya; mangsa yang lebih besar dibunuh dengan menerkam tenggorokan dan menghancurkan trakeanya, menyebabkan mati lemas.
Dulu umum ditemukan di seluruh Asia dan sebagian Timur Tengah, perambahan dan perburuan manusia telah memusnahkan populasi harimau. Saat ini mereka terdaftar sebagai spesies yang terancam punah, dengan kurang dari 4.000 ekor yang tersisa di alam liar.
4. Beruang Kutub
Ursus maritimus berarti beruang laut, dan beruang kutub jarang jauh dari es laut. Mereka berburu anjing laut dan mamalia kecil lainnya, ikan, dan burung laut, dan memulung bangkai anjing laut, walrus, dan paus. Mangsa pilihan mereka adalah anjing laut bercincin.
Seekor beruang kutub akan menunggu di celah es untuk memangsa anjing laut yang mencari udara. Jika anjing laut itu berjemur, beruang akan menguntit atau berenang di bawah es untuk mengejutkannya dengan muncul melalui celah. Namun karena perubahan iklim menyebabkan es laut Arktik mencair, beruang kutub berisiko kehilangan habitat dan tempat berburu mereka
5. Elang Botak
Hampir punah karena perburuan dan pestisida, elang botak (Haliaeetus leucocephalus) saat ini menjadi bukti kesuksesan konservasi.
Burung yang kuat ini adalah salah satu raptor terbesar di Amerika Utara. Mereka cenderung tinggal di dekat sungai, danau, dan perairan laut untuk berburu ikan, tetapi mereka memiliki makanan yang bervariasi mencakup burung air serta mamalia kecil seperti bajing, kelinci, dan anak berang-berang laut.
Elang botak memindai mangsa dari langit atau tenggeran, lalu menukik untuk menangkap mangsa dengan cakarnya yang tajam. Elang botak juga memakan bangkai dan mencuri mangsa dari burung lain.
6. Buaya Muara
Sebagai reptil hidup terbesar di dunia, buaya muara (Crocodylus porosus) dapat mencapai panjang 6,5 meter (betina jauh lebih kecil). Mereka tinggal di dekat pantai utara Australia, Papua Nugini, dan Indonesia, tetapi menyebar hingga Sri Lanka dan India, Asia Tenggara, Kalimantan, dan Filipina.
Saat berburu, buaya muara menenggelamkan diri dan hanya menyisakan mata dan lubang hidungnya di atas permukaan air, menunggu mangsa sekecil kepiting, kura-kura, atau burung dan sebesar monyet, kerbau, atau babi hutan. Mereka dapat menerjang dan membunuh dengan sekali hentakan rahangnya yang besar, seringkali memakan mangsanya di dalam air.
7. Singa Afrika
Selain Afrika sub-Sahara, singa Afrika (Panthera leo) pernah mendiami Asia barat daya dan Afrika utara. Singa hidup di dataran atau sabana, dan juga dapat ditemukan di habitat hutan, semi-gurun, dan pegunungan.
Singa hidup dan berburu dalam kawanan, meskipun pembunuhan itu sendiri dilakukan oleh singa tunggal, biasanya betina, baik dengan mencekik atau mematahkan leher mangsanya. Mangsanya bervariasi berdasarkan lokasi, tetapi umumnya mencakup gajah, kerbau, jerapah, gazelle, impala, babi hutan, dan wildebeest. Jika mangsa yang lebih besar tidak tersedia, singa akan memakan burung, tikus, ikan, telur burung unta, amfibi, dan reptil, serta memulung makanan.
8. Komodo
Komodo (Varanus komodoensis) berasal dari daerah Nusa Tenggara di Indonesia, biasanya di dataran rendah sabana tropis. Kadal coklat tua raksasa ini dapat memiliki berat 160 kg dan panjangnya mencapai hampir 3 meter.
Meskipun makanan khas mereka adalah bangkai, komodo akan menyerang mangsa besar, termasuk kambing, babi, rusa, babi hutan, kuda, kerbau, dan bahkan komodo yang lebih kecil. Komodo menyergap mangsa, menggigit mereka untuk menyuntikkan racun yang kuat dan kemudian mengejar hewan itu sampai mati. Mereka dapat mengonsumsi sampai 80% dari berat badan mereka dalam sekali makan.
9. Macan Tutul Salju
Macan tutul salju (Uncia uncia) yang sulit ditemukan ini telah berevolusi untuk bertahan hidup di beberapa kondisi paling keras di bumi di pegunungan tinggi Asia Tengah, mencakup Himalaya, serta Bhutan, Nepal, dan Siberia. Ekornya yang sangat panjang membantunya menyeimbangkan diri di medan berbatu yang curam, kaki berbulunya berfungsi sebagai sepatu salju, dan kaki belakangnya yang kuat memungkinkannya melompat beberapa kali panjang tubuhnya.
Macan tutul salju berburu berbagai mamalia, seperti antelope, gazelle, dan yak, serta mamalia dan burung yang lebih kecil. Mereka diklasifikasikan sebagai terancam punah, dengan hilangnya habitat dan perburuan menjadi ancaman utama.
10. Beruang Grizzly
Pernah tersebar luas di seluruh Amerika Utara bagian barat, beruang grizzly (Ursus arctos horribilis) kini terdaftar sebagai spesies yang terancam. Saat ini, Greater Yellowstone Ecosystem dan barat laut Montana adalah satu-satunya wilayah selatan Kanada yang masih memiliki populasi besar.
Grizzly adalah omnivora, memakan makanan musiman yang bervariasi dari hewan pengerat, serangga, anak elk, rusa, buah beri, ikan, akar, kacang pinus, dan rumput. Mereka juga memulung mamalia besar seperti rusa dan bison.
Grizzly makan dengan rakus di sepanjang musim panas dan awal musim gugur saat mereka menyimpan lemak untuk bertahan hidup di bulan-bulan musim dingin dalam keadaan torpor, ketika suhu tubuh, detak jantung, pernapasan, dan metabolisme mereka menurun.
11. Dingo
Dingo (Canis lupus dingo) mendiami dataran, hutan, pegunungan, dan gurun di Australia bagian barat dan tengah, tetapi bukti menunjukkan bahwa mereka berasal dari Asia Tenggara. Saat ini ada populasi dingo di Thailand, serta kelompok di Myanmar, Laos, Malaysia, Indonesia, Kalimantan, Filipina, dan Nugini.
Dingo cenderung berburu mangsa kecil seperti kelinci, tikus, dan posum sendirian, tetapi akan berburu berpasangan dan dengan kelompok keluarga ketika mengejar mangsa yang lebih besar seperti kanguru, serta domba dan sapi ternak – meskipun sapi ternak hanya merupakan sebagian kecil dari makanan kebanyakan dingo. Dingo juga memakan burung dan reptil serta bangkai.
12. Tasmanian Devil
Tidak seperti kebanyakan predator puncak, Tasmanian devil (Sarcophilus harrisii) adalah hewan berkantung nokturnal dan soliter yang memulung mangsa yang lebih besar, termasuk wombat, kelinci, dan walabi. Mereka berpartisipasi dalam sesi makan kelompok agresif dengan jeritan dan geraman keras.
Sebagai hewan berkantung terbesar di dunia setelah kepunahan harimau Tasmania pada tahun 1936, Tasmanian devil terancam punah, diserang oleh kanker menular yang disebut penyakit tumor wajah setan. Namun program konservasi baru-baru ini memperkenalkan kembali Tasmanian devil ke daratan Australia setelah 3.000 tahun, di mana diharapkan mereka akan membantu mengendalikan populasi kucing liar dan rubah non-asli sambil meningkatkan jumlah mereka sendiri.
13. Anjing Laut Macan Tutul
Dengan bintik-bintik khasnya, tidak sulit untuk mengetahui bagaimana anjing laut macan tutul (Hydrurga leptonyx) mendapatkan namanya. Sebagai anjing laut terbesar di Antartika, anjing laut macan tutul terutama memakan krill dengan menyaringnya melalui giginya. Tetapi mereka juga berburu penguin, ikan, spesies anjing laut lainnya, dan cumi-cumi.
Dengan panjang hingga 3 meter, anjing laut macan tutul dapat berenang hingga 40 km per jam dan menyelam hingga kedalaman 75 meter untuk mengejar mangsa, menjadikannya predator yang tangguh (jangan biarkan mukanya yang lucu mengelabuhi Anda). Anjing laut ini menangkap penguin menggunakan gigi serinya dan mengulitinya dengan menggoncangnya kuat.
14. Fossa
Endemik Madagaskar, fossa (Cryptoprocta ferox) adalah anggota salah satu kelompok karnivora yang paling sulit dipelajari dan terancam. Makhluk misterius ini menyerupai kucing, tetapi lebih dekat kekerabatannya dengan mongoose. Mereka berburu berkelompok, memangsa mamalia kecil, burung, reptil, amfibi, dan serangga.
Di antara mangsa favoritnya adalah lemur, yang dikejarnya melalui pepohonan dengan kelincahan berkat ekornya yang panjang dan cakarnya yang bisa ditarik. Diklasifikasikan sebagai terancam punah sejak tahun 2000, habitat fossa semakin terfragmentasi oleh deforestasi. Mereka juga dibunuh oleh orang-orang karena memasuki desa, di mana mereka dianggap sebagai ancaman bagi unggas dan ternak kecil.
15. Elang Harpy
Elang harpy (Harpia harpyja) memiliki mata hitam yang sangat intens, bulu abu-abu halus di sekitar wajah, dan bulu hitam panjang di ubun-ubun kepala yang terangkat dengan cara yang agak menakutkan saat terancam. Sebagai salah satu elang terbesar di dunia, tingginya lebih dari 90 cm dengan lebar sayap 2 meteran.
Elang harpy hutan hujan neotropis memangsa kungkang dan monyet, meskipun mereka dapat membawa kadal, burung, tikus, dan bahkan rusa kecil menggunakan cakar yang lebih panjang dari cakar beruang grizzly. Sayangnya, mereka dalam bahaya karena deforestasi dan pemburu liar.
16. Sanca Bodo
Bisakah spesies invasif menjadi predator puncak? Ular sanca bodo atau Burmese python (Python molurus bivittatus) yang kabur di Everglades Florida menyebabkan penurunan drastis pada beberapa spesies asli, mengubah jaring makanan lokal dalam ekosistem yang sudah terancam oleh polusi dan perubahan iklim. Namun jumlah mereka menurun di negara asalnya, Asia Tenggara.
Seekor ular sanca bodo akan membunuh mangsanya dengan menerjang, menusuknya, dan meremasnya sampai mati. Dibantu kontraksi yang kuat, mereka menjejalkan hewan mangsa ke mulutnya dan kerongkongan yang dapat mengembang lalu ke perutnya, di mana asam kuat dan enzim memecah makanannya. Ular sanca bodo memakan mangsa berkali-kali lipat ukurannya, termasuk rusa dan aligator.